Sabtu, 02 Juli 2016

Malam Pertama Ramadhan dan Kehidupan Umat Islam DI Thailand


 
Salah satu kegiatan santri pada malam hari
Minggu kedua berada di Thailand sudah memasuki bulan ramadhan. Bulan penuh berkah dan semoga bisa kecipratan berkahnya ramadhan. Ramadhan kali ini terasa berbeda dari ramadhan biasanya. Jika di Indonesia, hawa ramadhan sudah bisa dirasakan jauh-jauh hari sebelum ramadhan datang. Seperti ketika sirup marjan sudah mulai muncul di TV. Di Thailand, terkadang merindukannya.


Di Indonesia, ramadhan penuh dengan kemeriahan dan keriuhan umat islam yang siap menjemputnya. Sedangkan di Thailand, lebih tepatnya di daerah tempat saya KKN, benar-benar tidak terasa apakah ini akan memasuki ramadhan atau tidak. Walaupun saya percaya, ramadhan tidak dirasakan hanya dari kemeriahan menyambutnya, tetapi dari hati masing-masing individu. Mungkin derajat saya belum sampai pada hal tersebut.  Di Thailand sendiri, tanggal satu ramadhan diumumkan oleh syaikhul islam yang berada di Bangkok. Ramadhan kali ini tidak bebarengan dengan ramadhan di Indonesia. Ketika menteri agama Indonesia mengumumkan ramadhan jatuh pada tanggal 6 Juni 2016, di Thailand jatuh pada tanggal 7 juni 2016. Selisih satu hari.


Umat islam di Thailand berjumlah 5% dari keseluruhan populasi masyarakat Thailand. Mayoritas berada di daerah Thailand Selatan, terutama 3 provinsi yaitu Pattani, Narathiwat dan Yala. Untuk wilayah Thailand Selatan selain tiga provinsi itu, umat islam memang banyak, tetapi bukan mayoritas. Seperti di wilayah saya, phatthalung, umat islam sekitar 30%. DI wilayah Songkhla, umat islam sekitar 40%. Juga banyak berdiri musholla atau masjid. Seperti di provinsi phatthalung, untuk daerah khong ra, saya melihat banyak musholla dan masjid berdiri di pinggir jalan.


Kehidupan beragama di Thailand, umumnya tidak ditekan atau dihalang-halangi oleh kerajaan. Dalam artian, masyarakat beragama di Thailand bebas melaksanakan ibadahnya. Muslim di Thailandpun kebanyakan juga menganut paham ahlussunah wal jama’ah. Tidak ada perbedaan yang mencolok dengan di Indonesia. Seperti ketika sholat tarawih. Ada sebagian yang tarawih dengan delapan rokaat, mayoritas dua puluh rokaat. Ada yang tarawih penuh takzim menghayati ayat al-Qur’an, ada pula yang dinamis bergelora penuh semangat, cepat layaknya tarawih desa-desa di Indonesia (baca:tarawihnya orang NU).


Teman-teman mahasiswa, banyak yang share pengalaman malam pertama ramadhan di tempat masing-masing lewat group line. Ada yang menjadi imam tarawih, banyak yang menjadi makmum istiqomah tidak pernah menjadi imam, seperti saya. Di tempat neny, satu-satunya perempuan dari kontingen saya, ibrahimy, yang dipimpin oleh ketua badan alumni, benar-benar menghayati hakikat tarawih. Berlomba-lomba meraih kekhusyukan. Tidak tanggung-tanggung, tarawih dua puluh rokaat plus witir tiga rokaat, sampai jam sebelas malam. Bahkan imam sampai ganti tiga kali.


Dalam hal berpakaian juga tidak ada larangan untuk menggunakan jilbab. Bahkan di daerah tiga provinsi paling selatan, perempuan islam semuanya wajib menggunakan jilbab. Kebanyakan jilbab lebar seperti ukhti-ukhti yang sabar menanti dihalalkan pujaan hati. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan di tiga provinsi tersebut sangat diperhatikan. Juga di sekolah-sekolah islam di daerah lainnya, juga di sekolah tempat saya.


Malam ramadhan setelah tarawih, diisi dengan tadarrus al-qur’an. Tetapi tidak menggunakan pengeras suara seperti di Indonesia. Yang biasanya satu anak membaca al-Qur’an, yang lain gesah (semacam diskusinya orang desa) membicarakan film atau cewek cantik di sekolah, sedangkan orang tua gesah tentang pekerjaan masing-masing. Sedangkan disini, ditempat saya, semua membaca al-Qur’an sendiri-sendiri untuk malam pertama ramadhan, entah selanjutnya. Saya tidak tahu apakah hal tersebut juga berlaku di sekolah lain ataupun di musholla dan masjid di kampung-kampung.


Walaupun tidak semeriah di Indonesia, ramadhan sudah mulai terasa kehadirannya di malam pertama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sing Nulis

authorMahmud Rofi'i. I'm no body.
Learn More ?