Kamis, 25 Februari 2016

Selamat Datang Di Gubuk Baru Saya




Selamat datang di blog baru saya. Ya, dulu saya pernah ngeblog sekian lama walaupun tulisan kurang bermutu. Akhirnya setelah vakum dan tidak istiqomah, sayapun berniat untuk membuat blog baru. Sekedar informasi saja, blog saya dulu -angkringbambu.blogspot.com- sudah ada sejak 2009. walaupun niat awal bukan karena ingin nulis, hanya coba-coba saja. Karena pada waktu itu saya memiliki teman-teman SMK yang mengenalkan saya pada dunia blogging. Sayapun sedikit-sedikit belajar. Ya karena memang sedikit-sedikitpun akhirnya cuma bisa sedikit tau tentang dunia blogging.
<!–more–>

Setelah agak lama saya dikenalkan dunai adsense pada blog. Sayapun giat lagi ngeblog. karena memang tidak bisa menulis walaupun tidak bermutu, akhirnya hanya copas saja dari blog orang lain. Bagi saya pada saat itu, yang penting banyak posting. Dan pada akhirnya adsense yang didamba-dambakanpun tak datang sama sekali. vakum lagi.

Saya juga sempat agak lama menggeluti wapblog. Itu lo yang ngeblog dari Hp sebelum era smartphone menyerang. Cukup menyenangkan sih. Tanpa perlu konten berkualitaspun pengunjung maupun pengikutnya membludak. Walaupun tetap tidak bisa mencari adsense, hehe. 

Hari demi haripun berjalan, dan blogpun tak terurus karena alasan kesibukan. terbengkalai hingga berdebu dan saya tak sempat menyapu apalagi mengepelnya. Entah beberapa dekade ini kenapa tidak ada nafsu untuk ngeblog. Padahal saya tidak perlu menahan nafsu ngeblog dengan puasa seperti yang ada dalam hadits kenjeng nabi. Karena saya sendiri juga belum menemukan dalil tentang haramnya nafsu ngeblog. Akhirnya dalam beberapa hari terakhir terbersit keinginan untuk melanjutkan ngeblog. Kali ini bukan karena adsense, Juga bukan karena ingin tenar. Karena sudah jelas, harapan seperti itu bukannya tidak baik, hanya saja saya merasa kurang berfaedah saja -padahal memang sudah terlanjur di PHPin harapan-harapan tersebut-.

Kalau kata Hujjatul Islam pengarang kitab Ihya' Ulumuddin yang fenomenal itu, yang sayapun belum pernah menyentuh walaupun hanya sekedar sampulnya, Imam Al-Ghozali, "jika kamu bukan anak raja, bukan anak ulama', maka menulislah." Kata-kata ini sangat populer dikalangan penulis. Lha wong saya bukan anak raja seperti mas Gibran bin jokowi, juga bukan anak ulama' besar seperti gus-gus pondok pesantren itu, juga bukan anak tokoh walaupun sekedar tokoh masyarakat di desa terpencil di ujung bumi yang tidak dianggap ketokohannya oleh tetangga-tetangganya, akhirnya sayapun menulis. Karena juga bukan (belum) seorang penulis, disini tempat saya latihan menulis. Hanya itu tujuan saya sementara ini, latihan menulis. Tidak kurang tidak lebih.

Dulu, di desa tempat saya tinggal, setiap RT memiliki beberapa surau, yang dalam bahasa jawa juga disebut langgar, juga disebut langgar angkring. Langgar dahulu tidak seperti musholla-musholla yang dibangun dengan arsitektur seperti sekarang ini. Hanya menggunakan bambu dan dibangun sedemikian rupa guna tempat untuk beribadah dan mendalami ilmu-ilmu agama. Dalam bukunya Agus sunyoto, atlas walisongo dikatakan, langgar adalah tempat beribadah agama kapitayan yang sudah ada sejak sebelum hindu budha masuk ke Indonesia dan diadopsi oleh para wali sebagai tempat beribadah umat islam. Setiap selepas maghrib anak-anak desa mengaji di langgar tersebut. Oleh karena itu, saya menamai blog ini dengan "Langgar Angkring." Untuk tempat mengaji, minimal saya.
Langgar angkring di samping ndalem Kyai Ageng Muhamad Besari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sing Nulis

authorMahmud Rofi'i. I'm no body.
Learn More ?