Rabu, 29 Juni 2016

Welcome To Thailand


Selamat datang di Thailand


Antrian panjang pada pemeriksaan paspor dan visa ketika keluar perbatasan Malaysia telah menunggu. Antrian tersebut adalah antrian sesama mahasiswa yang mengikuti program yang sama dengan kami. Mereka dari bus satu dan dua, seangkan kami, rombongan dari Banyuwangi berada di bus tiga. Bus nya jika di Indonesia sekelas bus patas. Tetapi sayang, sopirnya terlalu sering main rem sehingga busnya menjadi –dalam bahasa jawa- ancut-ancut. Dengan kata lain, suatu keadaan yang membuat perut mual-mual ingin menegeluarkan isinya. Tolak angin persediaan dari Indonesia pun sudah habis untuk meredam mual saya.

Pemeriksaan ini tidak lama, juga tidak rumit. Dilihat petugas, stempel, selesai. Kami naik bus lagi, dan akhirnya melewati perbatasan Malaysia – Thailand. Perbatasan ini memiliki atap yang sama. Tempat pemeriksaan paspor dan visa untuk masuk Thailandpun hanya berada tidak jauh dari milik Malaysia. Sebenarya, tanpa naik bus kami juga bisa jalan kaki saja. Ternyata, walaupun hanya beberapa meter saja, hawa dan rasa sudah sangat jauh berbeda dengan ketika masih berada di Malaysia. Disini, banyak pedagang asongan berkeliaran. Kebanyakan mereka menjajakan makanan ringan. Dari gorengan hingga manisan buah. Ada beberapa remaja berjilbab yang menjajakan gorengannya, juga ada ada beberapa biksu yang terlihat mondar-mandir.

Antrean disini lebih panjang. Jauh lebih ramai. Kami yang mengantre terlalu dibelakang disuruh pindah ke petugas yang masih kosong. Ada juga teman-teman dari kendari yang mengantre bersama saya. “twenty baht”, kata petugas kepada teman kendari yang berada didepan saya. Dia bingung mencari uang 20 baht. Karena ketika menukarkan uang kebanyakan hanya uang utuh 100-1000 baht. Selain itu, kemarin-kemarin ketika di Malaysia juga tidak dipungut seringgitpun. Saya sendiri tidak tahu apa-apa ya rela saja ketika diminta menyerahkan 20 baht. 20 baht kalau dirupiahkan sebenarnya juga tidak terlalu mahal, kurang lebih setara Rp. 7000 ,- .

Feeling kami benar, memang seharusnya tidak dipungut biaya sama sekali. Ketika teman-teman saya yang mengantri di petugas lain saya tanya, mereka mengatakan tidak ditarik uang sama sekali. Apes. Dan ketika Buya Amran, orang yang menjemput kami sejak di Malaysia mengetahuinya, beliau langsung protes kepada petugas tersebut. Cepat-cepat saja mereka mengelak dan tidak menarik uang lagi. Cerita tersebut menjadi penyambut selamat datang saya di Thailand ini. Dan tentunya, Memberikan kesan bahwa Thailand sepertinya tidak jauh dari hal-hal seperti itu. Welcome to Thailand.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sing Nulis

authorMahmud Rofi'i. I'm no body.
Learn More ?