Senin, 04 April 2016

Sehijau Green Bay, Seeksotis Teluk Hijau

Hari itu hari yang istimewa. Seorang sahabat istimewa datang menyambangi tempat pengabdian di Banyuwangi. Namanya Zarrina, sahabat sekaligus bulek jika dilihat dari hubungan keluarga. Dia teman satu kelas semasa SMA di salah satu ponpes ternama di Ponorogo. Entah ada angin apa sehingga mendaratkannya di bumi blambangan. Dia bersama dua orang teman sekampusnya meminta untuk diajak keliling Banyuwangi. Setelah saya berikan pilihan destinasi-destinasi andalan kota gandrung ini, mereka memilih untuk ke pantai saja. Saya bawa mereka ke Teluk Hijau atau yang lebih populer dengan sebutan Green Bay.

Teluk Hijau


Teluk Hijau berada di ujung pojok selatan Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di kecamatan Pesanggaran desa Sarongan. Untuk sampai kesana membutuhkan kurang lebih 2-3 jam perjalanan dari Banyuwangi kota. Selain jarak yang jauh, akses yang masih alami (jika tidak ingin dikatan jalan yang masih hancur) ketika akan memasuki desa Sarongan yang membuat perjalanan terasa kian lama. Tetapi akhir-akhir ini sudah lumayan bagus karena dilakukan pengaspalan jalan yang lumayan panjang. Dulu, ketika saya pertama kali kesana, harus benar-benar bersabar melewati jalur yang masih alami tersebut.

Desa Sarongan sendiri menyimpan berbagai pantai yang elok dan menawan yang dapat memanjakan mata. Seperti, teluk hijau sendiri, pantai rajegwesi, pantai pandan sari, pantai sukamade yang terkenal dengan penyunya dan pantai-pantai lain di pesisir Taman Nasional Meru Betiri. Untuk mencapai Desa Sarongan bisa menggunakan bus jurusan Sarongan. Jika dari Surabaya bisa menggunakan bus jurusan Banyuwangi lalu berhenti di terminal Jajag. Dari terminal Jajag bisa naik bus Damri jurusan sarongan. Biasanya berangkat dari terminal jajag jam 9 atau jam 10 dan jam 1 siang.

Sedangkan saya dan kawan-kawan, berangkat dari pondok cukup menggunakan sepeda motor dan memakan waktu 1 jam. Kali ini saya berangkat bersama 6 orang teman. Sebelum memasuki Desa Sarongan kami disuguhi pemandangan perkebunan yang sejuk. Perkebunan sungai lembu namanya. Di pinggir-pinggir jalan ditanami bunga-bunga sehingga menambah indah pemandangan. Setiap saya melewati perkebunan ini, tak ingin rasanya segera bergegas dan mencampakkan keindahan ini. Jika melewati perkebunan ini pelan-pelan, maka kita akan merasakan keindahan dan kesejukan menerpa wajah bersama angin sepoi yang lewat.
Pemandangan Desa sarongan

Tetapi jangan terlalu berharap banyak terlebih dahulu, daripada sakit hati karena harapan palsu. Tak lama setelah perjalanan indah tersebut perjalanan terjal untuk menguji kesabaran baru dimulai. Sebenarnya, jalan ini adalah jalan yang cukup lebar, bahkan jalan ini adalah jalur bus Damri yang menuju Sarongan. Tetapi bebatuan yang menonjol ditambah beberapa aspal yang masih tersisa bebatuannya saja membuat jalan ini sangat cocok untuk para crosser. Jika pada musim hujan, jalan ini tidak akan terlalu licin karena bebatuan yang ada, hanya saja ada beberapa genangan air yang tidak banyak. Jika tidak menginginkan tulang-tulang rontok, lebih baik kecepatan kendaran tidak lebih dari 20 km per jam.


Perjalanan seperti ini sampai pada tempat parkir wisata Teluk Hijau. Tetapi sekarang sudah ada sebagian jalan yang di aspal ketika memasuki Desa Sarongan. Setelah memarkirkan sepeda, kami melanjutkan perjalanan ke pantai dengan jalan kaki. Perjalanan tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih 3 KM. Ditambah keadaan sekeliling masih asri, menambah sejuk pemandangan. Jalan yang dilalui adalah jalan setapak. Memang jalannya naik turun, dan ketika musim penghujan sangat licin, jadi disarankan untuk berhati-hati. Melihat keadaan tersebut, masyarakat menyediakan tambang untuk pegangan ketika menuruni bukit. Yang pasti, banyak orang mengeluh melalui jalan ini. Tetapi bagi saya, justru inilah tantangannya. Sebuah perjalanan tak akan berkesan jika hanya melalui aspal halus nan landai dan ketika turun kendaraan langsung sampai ke tempat tujuan. Karena tempat tujuan akan jauh lebih indah jika dilalui dengan perjuangan.

Ketika telah sampai bawah, kita akan disambut pantai dengan hamparan batu yang sangat banyak. maka dari itu pantai ini dinamakan pantai batu. Entah bagaimana bisa ada batu-batu yang sangat banyak sekali di pantai ini. Konon, batu-batu ini mulai ada ketika pantai selatan Banyuwangi di landa tsunami pada zaman orde baru. Kita bisa istirahat sejenak di pantai ini untuk sekedar berfoto dan mengambil nafas terlebih dahulu. Bagi kami, momen seperti ini jelas tidak akan luput dari bidikan kamera. Disebelah ujung pantai batu juga disediakan ayunan yang biasa dipakai para wisatawan untuk bermain-main. Juga ada bukit kecil yang menjulang disana. Di balik bukit inilah terdapat pantai eksotis yang disembunyikan Banyuwangi tersebut.

Pantai Batu


Pantai Batu


Ayunan
Kita tidak akan mendaki bukit lagi. Cukup berjalan melewati samping bukit beberapa meter dan here we go....

WELCOME TO TELUK HIJAU

Pantai teluk hijau dengan hamparan pasir putih halusnya, laut berwarna kehijau-hijauannya dan segala pesona yang menarik wisatawan dari banyuwangi maupun luar Banyuwangi. Teluk hijau tidak hanya pantai saja. Di sebelah ujung, terdapat air terjun ketika musim penghujan. Air terjun tersebut hanya mengalir ketika musim penghujan tiba. Jika beruntung, kita akan mendapati air yang mengguyur deras. Kami sendiri kemarin tidak mendapatinya. Pertama kali saya kesini, bersama dengan tiga teman yang lain. Sampai di pantai ini kami merasa benar-benar memiliki pantai ini sendiri. pada saat itu tahun 2013. Bagaimana tidak, hanya kami berempat saja yang berada disini.  Dan dua tahun sesudahnya, pantai ini sudah sangat ramai wisatawan. Surga yang sudah tak lagi perawan.



Sekarang, sudah disediakan musholla di dekat pantai. Ada juga tempat untuk menaruh barang-barang. Hanya saja, tempat sampah yang tersedia, sepertinya belum mencukupi. Karena wisatawan semakin hari semakin bertambah banyak. Jika wisatawan tidak menjaga keeksotisan teluk hijau, bisa jadi pantai ini akan rusak oleh ulah jahil tangan manusia.

memang teluk hijau benar-benar pantai yang wah. Benar-benar memanjakan mata. Selain Pasir putih dan air laut yang hijau kebiru-biruan serta air terjun di ujung pantai, di sebelah timur juga ada bukit batu karang yang terpisahkan oleh air laut. entah bagaimana menggambarkannya. monggo dilihat saja foto-foto dari beberapa kesempatan saya datang kesana atau datangi langsung saja tempatnya.

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sing Nulis

authorMahmud Rofi'i. I'm no body.
Learn More ?