Senin, 04 April 2016

Kebenaran Milik Siapa?



Suatu hari seorang bos percetakan yang tak tahu menahu sama sekali tentang design grafis memarahi designernnya, "kamu membuat ini gimana sih, warna tidak pernah benar, gambar ini tidak perlu, sudah sering mendesign kok masih tetap salah?." Ketika itu si designer disuruh membuat banner  peringatan yang dipesan oleh sebuah lembaga pendidikan. Dia membuat sesuai dengan instingnya sebagai designer. Bagaimana pemilihan warna, jenis font, dan elemen-elemen lain yang membuat banner tersebut pantas sebagai banner peringatan. Dengan perkataan si bos tersebut, apakah benar si designer membuat suatu hal yang salah? Apakah dia melakukan sebuah kesalahan yang fatal sehingga membuat perusahaan gulung tikar? Apakah juga akan menyebabkan customer mempermasalahkannya?.

Di tempat lain, ada seorang guru mengajar di sebuah sekolah dasar. Pada hari itu pelajaran melukis. Si guru menyuruh murid-murid melukis buah-buahan. Dia menyuruh melukis sesuai imajinansi masing-masing. Tiba-tiba kepala sekolah datang untuk melihat kinerja guru tersebut. Kepala sekolah memberi peringatan kepada guru, "bukan seperti ini caranya mengajar murid-murid. Mereka tidak boleh melukis seenaknya sendiri. Harus kamu arahkan, harus kamu beri peraturan yang tegas biar mereka terbiasa disiplin." Sekilas apa yang dikatakan kepala sekolah memang benar. Tapi apakah yang dilakukan guru tersebut tidak bisa dibenarkan? Padahal dia lebih tahu apa yang dibutuhkan murid.

Jika kita tarik lebih keatas, seorang anggota DPR memiliki sebuah pendapat dan berpegang teguh pada pendapatnya. Dia menyatakan yang tidak sesuai dengan pendapatnya itu salah. Seorang pemimpin menyukai sesuatu dan menyatakan hal-hal yang tidak disukainya tersebut adalah kesalahan. Dia memberi arahan dengan apa yang disukainya. Apalagi jika seorang anak buahnya tidak sesuai dengan arahannya, marah besarlah pemimpin tersebut. Sekelompok orang menyatakan apa yang dikerjakannya adalah hal yang benar, jika kelompok lain tidak sama dengan mereka, mereka menganggap kelompok yang berseberangan tersebut salah.

Banyak contoh yang lain lagi. Seperti dalam sebuah pertemanan ketika merencanakan suatu kegiatan. Salah seorang teman datang pada suatu acara tersebut dengan menggunakan pakaian yang tidak biasa. Lantas teman yang lain membodoh-bodohkannya hanya karena memakai pakaian yang tidak lazim. Lantas kebenaran itu milik siapa?

Apakah milik bos, kepala sekolah, anggota DPR, atau seorang pemimpin? Ataukah kebenaran milik sekelompok orang, atau milik pendapat umum?

Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, terkadang atau bahkan sering kita membenarkan apa yang kita lakukan dan menyalahkan apa yang dilakukan orang lain yang berbeda dengan kita. Kita juga menilai orang lain menurut standar penilaian kita sendiri. Apakah kebenaran tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sing Nulis

authorMahmud Rofi'i. I'm no body.
Learn More ?